Selasa, 05 Januari 2016

PENGERTIAN PERANCAH ATAU SCAFFOLDING DAN JENISNYA




Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah work platform sementara.


Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah.



Scaffolding sendiri terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan scaffolding. Scaffolding digunakan sebagai pengganti bambu dalam membangun suatu proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan scaffolding.

 Ada tiga type dasar :
  • Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka dan outriggers
  • Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya
  • Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang manusia

Fungsi Perancah 

  • Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga keselamatan kerja terjamin.
  • Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat. 

Jenis Perancah

1. Perancah Andang.
Perancah atau andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 – 3 m. Apabila pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi. Macam - macam perancah andang:
  • Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan. Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan perancah tiang. 

  • Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali. Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m, mengenai kaki andang bambu ada yang pakai 2 atau 3 pasang.              


  • Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan dapat dipindah-pindahkan.Tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm.


2. Perancah Tiang.
Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m, Perancah tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan. Perancah tiang ada 3 macam:

a. Perancah tiang dari bambu. 

Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di lapangan, baik pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya adalah:
  • Bambu mudah didapat, kuat, dan murah. 
  • Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali tanpa merusak bambu. 
  • Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.
b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.

Sistem perancah bambu dengan konsol besi hanya ditahan oleh satu tiang bambu saja, berbeda dengan perancah yang ditahan oleh beberapa tiang.  

Keuntungannya adalah sbb :
  • Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan,
  • Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu,
  • Lebih praktis dan menghemat tempat.
  • Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat diatasnya,
  • Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong,
c. Perancah tiang besi atau pipa.

Pada perancah tiang dari besi atau pipa alat penyambungnya memakai kopling, untuk penyetelannya lebih cepat dibandingkan  perancah tiang bambu.

3. Perancah Besi Beroda


Perancah besi beroda ini terbuat dari pipa galvanis. Pada perancah besi beroda dapat dipasang di lapangan atau didalam ruangan. Fungsi rodanya  adalah untuk memindahkan perancah. Pada perancah besi beroda sedikit lain dari perancah yang ada, karena disini bagian-bagian dari tiangnya sudah berbentuk kusen, sehingga penyetelan / pemasangannya lebih mudah dan praktis. 

4. Perancah Besi tanpa Roda.

Perancah ini terdiri dari komponen-komponen; Kaki pipa berulir, kusen bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran, sambungan pasak, papan panggung, panggung datar, Papan pengaman, tiang sandaran, penutup sandaran, konsol penyambung, penopang, konsol keluar, tiang sandaran tangga, pinggiran tangga, anak tangga, sandaran tangga, dan sandaran dobel.

5. Perancah Menggantung


Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit, pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dst. Jadi perancah menggantung digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya perancah digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau rantai besi.  

6. Perancah Frame



Frame ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.

7. Perancah Dolken


Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 – 10 cm.


8. Two Point Adjustable Suspension Scaffold


9. Strip Board One Side Scaffold


10. Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding

11. Bracket One Side Scaffold



12. Independent Scaffold

  • Suatu perancah dengan dua baris standar jarak 1.2m
  • Mempunyai daya dukung sendiri
  • Satu baris mendukung bagian luar dan bagian dalam dari deck dengan jarak 1.2m hingga 2.4m
  • Balok lintang tidak dipasang ke dinding dari gedung
  • Tetapi tidak berdiri sendiri, ini ditopang oleh struktur gedung
  • Independent scaffold memerlukan ties untuk stabilitas lateral.
  • Tanpa beban vertikal yang dialihkan pada gedung.
  • Pasangan standards yang dihubungkan dengan gedung 
  • sejajar horizontal dengan horizontal tubes called ledgers.
  • Ledgers berjarak vertikal pada the working height of 2m.
  • Bagian dalam dan luar dari standar (tiang) dihubungkan dengan dengan transoms.
  • Transoms umumnya dihubungkan dengan dengan standar di atas ledgers.
  • Transoms dapat berjarak dari tiang 250mm untuk menyesuaikan panjang papan.


13. Birdcage Scaffold


  • Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan dengan Ledgers, Transoms and Braces
  • Biasanya digunakan pada pemasangan plafon dan pengecatan.
  • Hand rail and toe boards dipasang di bagian luar dari perimeter dari  scaffold platform
14. Access Tower Scaffold



  • Scaffold yang hanya digunakan untuk access.
  • Digunakan untuk menimbun material atau peralatan tidak diperbolehkan.
  • Dibangun dengan pipa-pipa dan fittings atau berupa modul-modul A-Frames.
  • Terutama digunakan untuk safe access to elevated areas.
  • Access menggunakan tangga atau papan-papan 
  • Aluminium steps setiap level.
  • Tidak diperuntukkan sebagai papan kerja.
  • Tergantug dari tingginya access tower umumnya ringan dan digunakan untuk medium duty.
  • Bila lebih dari 15m harus diperhitungkan dan di setujui penanggung jawab.
  • Handrail, mid-rails and kick boards harus dipasang pada setiap level.
  • Tower harus dikencangkan (secured) dengan gedung atau structure setiap dua lift.
  • Tower tidak dapat berdiri sendiri.
  • Pembebanan peralatan or materials menggunakan tower ini tidak praktis.
  • Ladders harus bersandar pada sudut 1-4 lean, not vertical
  • Ladders harus dikencangkan pada top and bottom.
15.  Cantilever Scaffold



  • Cantilever scaffold ditopangkan atau disangga pada salah satu ujungnya
  • Cantilever scaffold umumnya dibangun dengan pipa (tubular) dan fittings, tetapi sistem lain dari scaffod dapat digunakan juga.
16. Putlog Scaffold


  • Ditumpu oleh jajaran tiang sebelah dan yang sebelah ditopang oleh gedung, berbeda dari independent scaffold.
  • Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m apart. 
  • Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure
  • Ledgers dipasang pada tiang
  • Ketinggian Lift 1.8 to 2m.
  • Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada tiang.
  • Panjang pipa (Transoms) 1.5m
17. Suspended Scaffold


  • Suspended scaffold ditopang dari atas
  • Tidak ada penyangga dari bawah
  • Digunakan pada bukaan yang tinggi
  • Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m
  • Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings
  • Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat dibangunan di atas tanah
18. Mobile Scaffold


  • Mobile work platform digunakan pekerjaan yang pindah dari satu tempat ke tempat lain
  • Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk  yang lebih tinggi lebih dari 3 m
  • Tiang-tiangnya dipasang dengan roda
  • Penggunaan ban (berisi angin) tidak diperkenankan 
  • Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place.
  • Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk mempermudah moveability
contoh mobile scaffold:
  • Castor wheels (roda) harus mempunyai locking brake
  • Jumlah roda tidak dibatasi sesuai kebutuhan
  • Ladder access dapat ditambahkan
  • Plan, side and heel and toe bracing harus dipasang sebagai bagian dari scaffold

Sumber : http://tukangbata.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-perancah-atau-scaffolding.html

BEKISTING ATAU FORMWORK DAN JENISNYA


Bekisting atau formwork adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara yang merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya pada bagian samping dan bawah dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki. Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan (Stephens, 1985)

Acuan (bekisting) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang direncanakan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar setelah beton mencapai kekuatan yang cukup.




Acuan sendiri memiliki arti bagian dari konstruksi bekisting yang berfungsi sebagai pembentuk beton yang diinginkan atau bagian yang kontak langsung dengan beton. Perancah memiliki arti sebagai bagian dari konstruksi bekisting yang berfungsi menahan beban–beban yang ada di atasnya yang bekerja pada saat pengecoran, baik beban vertikal maupun beban horizontal.

Pada konstruksi bekisting, harus memungkinkan untuk dapat melakukan :
  • Pemasangan tulangan (menahan beban tulangan)
  • Pengecoran sekaligus pemadatan adukan
  • Pelepasan formwork (acuan) sehingga beton tidak rusak.



Jenis - Jenis Bekisting

1. Bekisting Tradisional


Bekisting ini dibuat dari kayu dan triplek (plywood) atau papan yang tahan akan kelembabanSangat mudah untuk diproduksi tetapi memakan waktu untuk struktur yang lebih besar, dan triplek yang digunakan memiliki umur yang relatifsingkat. Hal ini masih digunakan secara luas di mana biaya tenaga kerja lebih rendah daripada biaya untuk pengadaan bekisting yang dapat digunakan kembali (reusable). Ini juga merupakan jenis bekisting yang paling fleksibel, karena dapat diterapkan pada bentuk konstruksi yang rumit.

2. Sistem Bekisting Rekayasa (Engineering). 


Bekisting ini dibangun dari modul prefabrikasi dengan bingkai logam (biasanyabaja atau aluminium) dan ditutup pada aplikasi (beton)Dua keuntungan utamadari sistem bekistingdibandingkan dengan bekisting kayu tradisionaladalah kecepatan konstruksi ( pin dengan sistem modularklipatau sekrup ) dan menurunkan biaya penggunaan kembali (perkuatanframe hampir tidak bisa dihancurkan, sementara jika terbuat dari kayumungkin harus diganti setelah beberapa - atau beberapa lusin penggunaantetapi jika penutup tersebutdibuat dengan baja atau aluminium, penggunaan dapat mencapai hingga dua ribu penggunaan tergantung pada perawatan dan aplikasi). 

3. Bekisting Plastik Guna Kembali (Reusable).  


Sistem ini saling terkait dan berbentuk modular. Digunakan untuk membangunbanyak macam bentuk truktur beton yang relatif sederhana. Panelnya ringandan sangat kuatJenis ini cocok untuk konstruksi berbiaya rendahdan skemaperumahan massal.

4. Bekisting Permanen Terisolasi (Insulated).  


Bekisting ini dirakit di tempatbiasanya untuk isolasi bentuk beton / insulating concrete forms (ICF). Bekisting tetap di tempat setelah beton telah diawetkan (cured)dan dapat memberikan keuntungan dalam hal kecepatan, kekuatan,isolasi termal dan akustik yang superior, ruang untuk menjalankan utilitasdalam lapisan EPSdan jalur terintegrasi untuk pemasangan cladding.

5. Sistem Bekisting Struktural Stay-In-Place .  


Bekisting ini dirakit di tempatbiasanya keluar dari prefabrikasi dengandiperkuat serat berbahan plastik. Ini tersedia dalam bentuk tabung berongga,dan biasanya digunakan untuk kolom dan dermagaBekisting tetap di tempat setelah beton telah awet (cured) dan bertindak sebagai penguat aksial dangeserserta melayani untuk membatasi beton dan mencegah terhadapdampak lingkunganseperti korosi dan siklus beku.


Persyaratan Pekerjaan Bekisting / Perancah 

Persyaratan harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi seperti kekuatan (strength) dan kemampuan untuk dikerjakan (workability) karena itu harus memenuhi syarat: 

  • Ekonomis
  • Kokoh dan kuat
  • Mudah dipasang dan dibongkar
  • Tidak bocor memenuhi persyaratan permukaan
  • Mampu menahan gaya horizontal 

Persyaratan Khusus bekisting : 

  • Kualitas : Bentuk dan ukuran sesuai dengan rencana yang di buat dan diinginkan, posisi dan bentuk acuan sesuai dengan rencana, hasil akhir permukaan beton rata/ tidak kropos 
  • Keamanan : harus stabil pada posisinya, kokoh yaitu harus mampu menahan beban-beban khususnya vertical/horizontal, kekakuan yaitu harus mampu menahan beban horizontal sehingga tidak bergeser dari posisi seberanya. 
  • Ekonomis :  Mudah di kerjakan, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, mudah dipasang sehingga menghemat waktu, mudah dibongkar agar bahan bisa digunakan kembali, mudah disimpan 

Sumber : http://tukangbata.blogspot.co.id/2013/03/bekisting-atau-formwork-dan-jenisnya.html

MACAM - MACAM PONDASI

1. Pondasi telapak (untuk Rumah Panggung) 

Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang yang dicetak membentuk limas segi empat seperti pada gambar disamping. Sistem kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini menahan kolom yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah. Seperti halnya ketika kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau ganjalan yang lebih lebar untuk standar motor ketika di tempatkan pada tanah yang lembek.  

2. Pondasi Rollag Bata (untuk Penahan lantai) 
Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas pada ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk membuat teras rumah, fungsinya hampir sama dengan sloof gantung namun rollag bata tidak sekuat sloof gantung dan tidak semahal sloof gantung.  

3. Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai) 
Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada bangunan sederhana. Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali ini menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima rembesan air yang berasal dari tanah. Sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat menahan rembesan.  

4. Pondasi Batu Bata (untuk Bangunan Sederhana) 
Seperti halnya pondasi Batu Kali, pondasi batu bata memiliki fungsi sama. Namun yang membedakan keduanya hanyalah bahan yang digunakan serta kondisi alam di daerah sekitarnya. Dikarenakan batu-bata merupakan bahan yang rentan terhadap air, maka pemasangan harus lebih maksimal artinya bata yang dipasang harus dapat terselimuti dengan baik.
  
5. Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (untuk Bangunan bertingkat 2-3 Lantai) 
Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia ketika mendirikan sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat serta bangunan yang berdiri di atas tanah lembek. Pondasi tapak di temukan oleh Alm Prof Ir Sediyatmo tsb, dan dikembangkan oleh Prof Ir Bambang Suhendro, Dr harry Christady dan Ir Maryadi Darmokumoro, yang dikenal dengan Sistim Cakar Ayam Modifikasi (CAM). Modifikasi yang dilakukan adalah : penggantian pipa beton menjadi pipa baja tipis tebal 1.4 mm, perhitungan dalam 3 Dimensi dan penambahan "koperan" pada tepi slab. Sistim CAM tsb telah di uji skala penuh oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan di ruas jalan Pantura Indramyu-Pemanukan (2007) dan digunakan di Jalan Tol seksi 4 Makasar (2008).  

6. Pondasi Sumuran (untuk Bangunan Bertingkat) 
Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi footplat. Pondasi sumuran merupakan pondasi yang berupa campuran agregat kasar yang dimasukan kedalam lubang yang berbentuk seperti sumur dengan besi-besi di dalamnya. Pondasi ini biasanya digunakan pada tanah yang labil dan memiliki sigma 1,50 kg/cm2. Pondasi sumuran juga dapat digunakan untuk bangunan beralantai banyak seperti medium rise yang terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah relatif keras.  

7. Pondasi Bored Pile atau Strauss pile (untuk Bangunan Bertingkat) 
Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah susun yang memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk seperti paku yang kemudian di tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat seperti kren. 

8. Pondasi Tiang Pancang atau Paku Bumi (untuk bangunan bertingkat) 
Pondasi tiang pancang ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk pembangunan gedung berlantai banyak seperti Apartment, Kondominium, Rent Office dan sebagainya. Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored pile. Namun pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan pondasi bored pil.

Sumber : http://rzal37.blogspot.co.id/2012/07/macam-macam-pondasi.html

KONSTRUKSI RANGKA BAJA

KONSTRUKSI RANGKA BAJA

1.1  Pengertian
Konstruksi rangka baja adalah suatu konstruksi yang dibuat dari susunan batang-batang baja yang membentuk kumpulan segitiga, dimana setriap pertemuan beberapa batang disambung pada alat pertemuan/simpul dengan menggunakan alat penyambung (bout,paku keeling dan las lumer).

1.2  Penggunaan Konstruksi Rangka Baja
Penggunaan konstruksi rangka baja untuk b\angunan sangat luas sekali, antara lain:

  • Kuda-kuda ( kap spant )
  • Ikatan angina
  •  Jembatan rangka
  • Tiang transmisi ( untuk jaringan listrik tegangan tinggi )
  •  Menara air


1.3  Bentuk-bentuk Baja dalam Perdagangan
Bahan baja yang dipergunakan untuk bangunan berupa bahan batangan dan plat.Penampang dari bahan baja biasanya disebut profil. Macam-macam profil yang terdapat di pasaran antara lain :

1)      Profil baja tunggal
  •  Baja siku-siku sama kaki
  • Baja siku-siku tidak sama kaki (baja T)
  • Baja siku-siku tidak sama kaki (baja L)
  • Baja I
  • Baja canal
2)      Profil gabungan
  •  Dua baja L sama kaki
  •  Dua baja L tidak sama kaki
  •  Dua baja I
3)      Profil susun
 Dua baja I atau lebih

1.4  Sifat-sifat Baja
Sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuannya dalam berbagai macam keadaan pembebanan atau muatan, terutama tergantung pada:
Cara peleburannya
Jenis dan banyaknya logam campuran
 Proses yang digunakan dalam pembuatan

1.5  Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Konstruksi Baja
Dibandingkan dengan konstruksi lain seperti beton atau kayu pemakaian baja sebagai bahan konstruksi mempunyai keuntungan dan kerugian, yaitu:
      Keuntungan :
  •    Bila dibandingkan dengan beton baja lebih ringan
  •   Baja lebih mudah untuk dibongkar atau dipindahkan
  •    Konstruksi baja dapat dipergunakan lagi
  •     Pemasangannya relative mudah
  •     Baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik
Kerugian :
  •    Bila konstyruksinya tervbaikar maka kekuatannya berkurang
  •     Baja dapat terkena karat sehingga membutuhkan perawatan
  •    Memerlukan biaya yang cukup besar dalam pengangkutan
  •     Dalam pengerjaannya diperlukan tenaga ahli dalam hal knstruksi baja

1.6  Jenis-jenis Alat Penyambung Baja
Alat penyambung baja dapat berupa:
 Bout
Pemakaian bout diperluakn bila:
Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keeling
Jumlah plat yang disambung >5d (diameter bout )
Konstruksi yang dapat dibongkar pasang
 Paku keeling
     Sambungan paku digunakan pada konstruksi yang tetap, jumlah tebal plat tidak boleh >6d ( diameter paku keeling )
 Las

Sumber : http://civilbanget.blogspot.co.id/2013/07/konstruksi-rangka-baja.html